|
|
TAKUT
Setelah acara sekolah Minggu selesai, Anik menghampiri
ibunya yang masih kebaktian umum. Tepat di saat Anik masuk, Pendeta
Yonathan sedang berkhotbah tentang orang Kristen. Sebagai penekanan, pak
pendeta bertanya sambil menghantam mimbarnya, "Apakah orang Kristen
itu!" Sekali lagi ia berseru, "Apakah orang Kristen itu!", dengan suara
yang semakin menggelegar. Saking takutnya, si Anik menangis sambil
berteriak, "Bu... kasih tau dia, Bu. Kasih tau dia..."
"Dengarkanlah, hai anak-anak, didikan seorang ayah, dan perhatikanlah supaya engkau beroleh pengertian," (Amsal 4:1)
PIPI KIRI DAN KANAN
Setiap kali ke sekolah Minggu, Yohanes
mendengarkan pesan gurunya yaitu, "Kasihilah sesamamu manusia, jika pipi
kkananmu ditampar, berikan pipi kirimu." Sepulang sekolah Minggu
Johannes ditampar temannya, Markus. Setelah Markus menampar pipi kanannya, Yohanes berkata, "Markus... kamu lupa menampar pipi kiriku... Ayo, ini pipiku...!". Markus: (Sambil berlari ketakutan Markus berpikir) Dia sakit ya...??
Tetapi
Aku berkata kepadamu: Janganlah kamu melawan orang yang berbuat jahat
kepadamu, melainkan siapapun yang menampar pipi kananmu, berilah juga
kepadanya pipi kirimu. (Matius 5:39)
NABI YUNUS DI PERUT IKAN
Seorang anak yang baru pulang dari
sekolah Minggu langsung menemui ibunya dan mengadu bahwa gurunya hanya
memberi nilai "5" pada gambar yang sudah susah payah ia kerjakan. Si
ibu penasaran dan meminta si anak untuk menunjukkan gambar itu. Ketika
ibu melihat gambar yang ditunjukkan, ia heran karena gambar itu hanyalah
gambar sepasang bola mata dengan latar belakang seluruhnya warna hitam.
Ibu bertanya, "Memangnya apa sih yang kamu gambar?"
Dengan polos si anak menjawab, "Nabi Yunus yang sedang berada dalam perut ikan, Bu." KUE COKELAT
Suatu hari seorang pendeta memimpin sekolah Minggu
dan menjelaskan bagaimana anggota tubuh Gereja saling melengkapi dan
saling mendukung dalam pelayanan bagi Tuhan. Karena berhadapan dengan
anak-anak, maka ia pun membagikan contoh yang memadai. Ia membagikan kue
biskuit dengan butiran cokelat yang terdapat di atas kue tersebut
kepada anak-anak. Sambil menunjuk cokelatnya ia menjelaskan.
"Gereja
itu seperti kue ini, untuk membuatnya diperlukan bahan seperti tepung,
gula, telur, dan butiran cokelat ini. Gereja juga begitu, ada perlu
banyak orang untuk saling melengkapi dalam pelayanan jemaat". Lanjutnya:
"Bagaimana jadinya jika butiran cokelat ini diambil dari kue ini? Apa
yang saya dapatkan?", sambil menunjukkan butiran cokelat di kue
tersebut. Seorang anak mengacungkan tangan dan menjawab: "Lemak yang diserap akan berkurang empat gram".
Jika karunia untuk melayani, baiklah kita melayani; jika karunia untuk mengajar, baiklah kita mengajar; (Roma 12:7)
MENJADI GARAM DUNIA
Budi adalah seorang murid Sekolah Minggu dari
suatu gereja. Walaupun ibunya belum mengenal Tuhan Yesus, ia tidak
pernah melarang Budi untuk pergi ke Sekolah Minggu.
Pada suatu
hari Minggu, sesampainya Budi di rumah, ibunya bertanya, "Pelajaran apa
yang kamu dapatkan di Sekolah Minggu tadi pagi?". Budi dengan
bersemangat menjawab, "Tadi pagi guru Sekolah Minggu saya, Ibu Meliati
bersama dengan asistennya Ibu Hartatik, mengajarkan saya untuk menjadi
garam bagi dunia ini."
Ibunya terkejut dan berkata, "Hah, kamu
mau jadi garam?! Budi, jangan kecewakan mama, mama mau kamu menjadi
dokter atau tukang insinyur!"
"Kamu
adalah garam dunia. Jika garam itu menjadi tawar, dengan apakah ia
diasinkan? Tidak ada lagi gunanya selain dibuang dan diinjak orang.
(Matius 5:13)
|